Ditulis Oleh: Lilis Isna
“Daki itu berasal dari sel kulit mati, kotoran dari lingkungan, dan lemak yang diproduksi di kulit.”
Sore itu Ircham pulang ke rumah dengan membawa bola basketnya. Ia melihat Adik kesayangannya asyik menonton film kartun. Sementara mamanya menyiapkan camilan sore untuk keluarga.
“Asalamualaikum, buk … buk …” suara Ircham sambil terus memainkan bolanya.
“Waalaikumsalam Kakak. Bolanya simpan, terus ke kamar mandi, lalu bersihkan badanmu!” jawab mamanya dengan lembut.
Namun, bukan segera ke kamar mandi, ia malah menghampiri Dik Ilham, kemudian dipeluk dan diciumnya.
“Hai Ndut, ayo mandi!” ajak Kak Ircham.
“Kakaaaak bauuu, aku enggak mau mandi. Sana Kakak mandi! Bau tahu …” kata adiknya yang merasa risih berteriak.
“Eeeeh, ayo mandi!” ajak Ircham lagi.
“Enggak mau, aku enggak keluar rumah, enggak berkeringat. Kakak yang bau, berdaki lagi,” jawab Ilham terus meronta.
Melihat kedua putra kesayangannya ribut, lalu Mama menghampiri keduanya.
“De … Kakak benar, kita harus mandi dua kali sehari supaya badan kita tidak berdaki,” jelas Mama.
“Kan Ade enggak ke mana-mana, enggak berkeringat, dan enggak berdaki.”
“De … daki itu berasal dari sel kulit mati, kotoran dari lingkungan, dan lemak yang diproduksi di kulit. Jadi, meskipun tidak berkeringat, badan kita tetap berdaki. Makanya, kita tetap harus rajin mandi dua kali sehari ya, supaya badan kita bersih dan sehat.” Ilham rupanya mengerti. Sambil berlari, ia berteriak, “Aku mau mandi di kamar Mama .…” ***